Kamis, 05 November 2015

Pengaruh Arogansi Tentara Ada Pada Tata Letak Kota
Ilustrasi (web)

Pengaruh Arogansi Tentara Ada Pada Tata Letak Kota

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Kasus penembakan yang dilakukan oknum TNI, Sersan Yoyok Hadi, yang mengakibatkan meninggalnya warga sipil, Marsi Jasmani alias Japra, Selasa (3/11/2015) di Cibinong Kabupaten Bogor, cenderung disangkutpautkan dengan arogansi aparat bersenjata yang mengakibatkan penyalahgunaan senjata oleh beberapa oknum. Jika dibandingkan dengan pada orde baru, menghilangkan arogansi TNI tidak bisa hilang begitu saja.
Direktur Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Rizal Dharmaputra mengatakan, diibaratkan software, mindset masyarakat memang bisa diubah, tapi hardwarenya selalu ada.
“Dalam hal ini hardwarenya adalah keberadaan barak-barak militer, tempat latihan, dan perumahan-perumahan prajurit sekarang kan di tengah kota, di pusat kota,” jelas Rizal kepada PRFM.
Rizal mengungkapkan, salah satu hal yang berpengaruh perihal arogansi TNI adalah kembali pada konsep tata kota kita. Beberapa negara maju, perumahan tentara dan barak-barak tentara tidak ada yang di pusat kota. “Jadi interaksi antara tentara dengan masyarakat sipil tidak demikian dekatnya,” ujarnya.
Konsep yang diterapkan di Indonesia memang berbeda dengan konsep di beberapa negara maju. Rizal memandang memang ada hal positif dan negatifnya. Dampak positifnya adalah secara psikologis, hal ini bisa mendekatkan tentara dengan rakyatnya. Dengan harap tentara dan masyarakat bisa saling bersinergi.
Namun dampak negatifnya adalah, Rizal menjelaskan, jika terjadi hal-hal insidental seperti yang terjadi kemarin, akan cenderung terjadi persinggungan antara tentara dan masyarakat sipil.
“Lokasi dari tempat tinggal, tempat latihan, berada di tengah-tengah kota atau di tengah-tengah masyarakat biasanya akan sering terjadi pergesekan,” pungkas Rizal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar