Kamis, 30 Juli 2015

Ketua P2TP2A Jabar, Netty Prasetyani Heryawan (Foto: Tasdik)
Ketua P2TP2A Jabar, Netty Prasetyani Heryawan (Foto: Tasdik)

Beuh! Kasus Trafficking Di Jabar Menurun, Pelecehan Seksual Anak Meroket

GARUT,FOKUSJabar.com: Kendati angka trafficking di Jawa Barat pada periode 2009-2014 mengalami penurunan, masyarakat diimbau tetap waspada. Terlebih di tengah menurunnya trafficking, kasus pelecehan seksual terhadap anak justru meningkat.
Dalam rentang waktu Januari-Juni 2015, kasus pelecehan sekaual terhadap anak mencapai 55 kasus. Kasus trafficking sebanyak 17, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 26 kasus.
” Jadi terdapat perubahan grafik, kasus trafficking turun tetapi kasus pelecehan seksual naik, ini yang perlu kita waspadai, ” kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar Netty Prasetyani Heryawan, Jumat (31/7/2015).
Adapun tren menurun kasus trafficking dari tahun ke tahun,yakni tahun 2012 jumlah kasus trafficking mencapai 52, KDRT 61 dan kasus pelecehan seksual 38 kasus.
Tahun 2013, kasus trafficking 17, KDRT 28, dan kekerasan seksual terhadap anak 50.
Tahun 2014 kasus trafficking 16, KDRT 50 dan kasus pelecehan seksual anak 57 kasus.
“Jelas terlihat ada penurunan kasus trafficking dari tahun ke tahun. Namun ada tren lain yang naik. Ini perlu diwaspadai, apalagi menimpa anak-anak yang menjadi tumpuan bangsa,” tuturnya.
Netty menyebut, dari 55 kabupaten/kota di Indonesia, yang menjadi daerah rawan kasus trafficking di antaranya ada sembilan kabupaten di Jabar.
Garut, Tasikmalaya dan Ciamis menjadi klaster kedua dari sembilan kabupaten rawan kasus.
“Kalau di sembilan kabupaten ada seratua kasus trafficking, 80 di antaranya terjafi di Garut, Tasik dan Ciamis,” jelasnya.
Sedangkan kasus pelecehan seksual terhadap anak yang masuk ke P2TP2A Jabar terdapat di Bandung Barat, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Laporan dari kabupaten/kota lainnya belum terkoordinasi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar